Pharmapreneur merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pharma dan preneur. Pharma diambil dari kata pharmacist, sedangkan preneur dari kata entrepreneur (para usahawan). Jadi jelas, pharmapreneur merupakan usahawan dengan latar belakang dunia farmasi.  Seperti kita ketahui saat ini masih sangat jarang diketahui seorang entrepreneur yang berasal dari latar belakang dunia farmasi. Padahal obat, vitamin dan suplemen, kosmetik, serta herbal sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Dapat dikatakan bawah market share produk farmasi sangat tinggi.

Salah satu penyebab fenomena ini adalah adanya mindset dari para apoteker yang cenderung berpikir pekerjaan mereka hanyalah di belakang layar. Padahal bisnis kefarmasian memiliki peluang yang sangat besar. Dengan dasar ilmu yang apoteker miliki, seharusnya mereka mampu menjalankan bisnis kefarmasian sekaligus menerapkan dan menjalankan praktek asuhan kefarmasiannya. Oeh sebab itu IAI Jember mengadakan Seminar Nasional sebagai rangkaian kegiatan Seminar Nasional, Pelantikan, dan Rakercab yang bertajuk “TANTANGAN PENERAPAN PHARMAPRENEURSHIP MENGHADAPI ERA UNIVERSAL HEALTH COVERAGE”

Kegiatan Seminar Nasional 2023 yang telah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Juni 2023 di Hotel Aston Jember yang merupakan salah satu program dari Continuing Professionalism Development (CPD) rutin yang diselenggarakan IAI PC Jember. Penyampaian materi dilakukan oleh apt. Syah Akbarul Adha, M.Farm didampingi oleh moderator Dr. apt. Fifteen Aprila Fajrin, M.Farm. Dalam seminar ini muncul satu pertanyaan besar, yaitu “Bagaimana Apoteker utamanya di apotek mampu bertahan dengan perkembangan jaman yang semakin pesat?”. Seperti kita ketahui adanya persaingan, perubahan kebutuhan konsumen, dan perkembangan teknologi merupakan beberapa tantangan yang tidak terelakkan. Jika ini semua tidak diantisipasi maka akan berkembang pada ancaman disrupsi pada profesi apoteker. Perlu diingat bahwa apoteker adalah long life learner. Oleh sebab itu untuk tetap bertahan perlu sekali mengembangkan strategi untuk menghadapi masa ini, diantaranya melalui: upgrade skill melalui pemanfaatan teknologi; inovasi produk dan layanan melalui aplikasi teknologi; peningkatan kualitas layanan; serta yang tidak kalah penitng adalah kolaborasi dengan profesi kesehatan lain.

Harapannya apoteker semakin berani unjuk gigi dan ikut mengambil resiko menjadi entrepreneur. Bukan hal yang mudah, apalagi untuk apoteker yang juga berprofesi sebagai Dosen. Tetapi jika tidak sekarang, kapan lagi? Dan untuk apoteker yang sudah terjun ke dunia bisnis apotek, maka ini menjadi sebuah tantangan dan peluang yang besar untuk bukan hanya bertahan namun mengembangkan dan memperkokoh bisnis yang selama ini telah dibangun.

Apoteker Indonesia, Jadikan Hadirmu Sebagai Jati Dirimu.