Webinar Series #3 Pharmaceutical Science And Technology For New Normal Era

Fakultas Farmasi Universitas Jember bekerjasama dengan PC IAI Jember mengadakan Webinar Series #3 dengan topik “Pharmacotherapy Update On COVID-19 : Aspek Klinis dan Tinjauan Molekuler”

Hari, tanggal  : Sabtu, 15 Agustus 2020 
Pukul              : 12.30-15.30 WIB
Via Zoom dengan kapasitas 450 peserta.
Youtube Live streaming : https://youtu.be/UB0l4t8dI70

Narasumber:
1. Dr. apt. Widyati, M.Clin.Pharm. (Praktisi Farmasi Klinik RSAL)
2. Dr. apt. Fifteen Aprila Fajrin, M.Farm. (Universitas Jember)

Moderator: Apt. Fransiska Maria Christianty, S.Farm., M.Farm.

Link pendaftaran : http://s.id/Webinar3FarmasiUnej

Narahubung: Indriasih : https://wa.me/+6282233814133

Tata Tertib

  1. Webinar ini dapat diikuti melalui Zoom dan melalui kanal YouTube Fakultas Farmasi UNEJ Official.
  2. ID peserta dalam Webinar ini harus menggunakan nama asli, bukan nama perangkat atau nama institusi.
  3. Semua peserta wajib mengisi presensi pada link yg akan diumumkan melalui website Fak. Farmasi UNEJ (http://s.id/Webinar3QA) dan Chat Zoom/Youtube.
    Presensi sukses jika peserta mendapatkan notifikasi melalui email yang berisi link untuk postest.

    Jika peserta tidak mengisi presensi pada rentang waktu yg ditentukan (pukul 12.30-14.00 WIB), maka tidak dapat mengikuti post test dan tidak berhak memperoleh sertifikat.
  4. Peserta yang mendapatkan akses ke Zoom harus berpakaian dan berperilaku sopan saat Webinar dilaksanakan.
  5. Peserta sangat diharapkan untuk mematikan suara (mute) selama proses Webinar berlangsung.
  6. Hormati panelis dan peserta lain selama forum berlangsung.
  7. Peserta tidak diperkenankan memposting permintaan bantuan teknis di ruang obrolan.
  8. Semua peserta yang mengikuti Webinar melalui Zoom atau Youtube dapat mengajukan pertanyaan melalui komentar pada bagian bawah laman http://s.id/Webinar3QA dengan cara: Ketik TANYA, narasumber yang dituju, dan dilanjutkan dengan pertanyaan secara ringkas.
    Input Pertanyaan
  9. Sertifikat akan dibagikan kepada peserta yang mengikuti acara dari awal sampai akhir dengan mengisi post test.
  10. Di akhir acara form post test akan direlease. Peserta mengerjakan post test melalui link yang telah dibagi pada email notifikasi presensi. Peserta dapat mengedit jawaban lebih dari satu kali untuk mendapatkan nilai dengan batas tertentu. Peserta mengerjakan postest sampai dengan jam 20.00 WIB, setelah batas waktu tersebut form post test akan ditutup.
  11. Peserta yang mendapatkan nilai post test > 80 akan mendapatkan sertifikat dengan 2,5 SKP IAI; sedangkan peserta yang mendapatkan nilai kurang dari 80 tidak akan mendapatkan sertifikat.
  12. Sertifikat akan dikirimkan dalam rentang waktu 2 x 24 jam. Peserta yg belum mendapatkan sertifikat dapat menghubungi narahubung.

Link Materi

Link materi Ibu Dr. apt. Widyati, M.Clin.Pharm.: https://farmasi.unej.ac.id/?wpdmpro=covid-19-pharmacotherapy_dr-apt-widyati-m-clin-pharm

Link materi Ibu Dr. apt. Fifteen Aprila Fajrin, M.Farm. : https://farmasi.unej.ac.id/?wpdmpro=webinar-series-3-ffuj-_dr-apt-fifteen-a-fajrin-m-farm

Error Email Peserta

Kami lampirkan daftar email yang salah, sehingga gagal dalam pengiriman notifikasi. (daftar email error)

21 thoughts on “Webinar Series #3 Pharmacotherapy Update On COVID-19 : Aspek Klinis dan Tinjauan Molekuler”

  1. Dania

    Link presensinya dimana

    1. Ika

      Link presensi dibagi di youtube atau zoom, terima kasih

  2. Kurnia Lukitaningrum, S. Farm., Apt.

    Farmasi

  3. Angga

    TANYA, Ny Widjati
    utk kombinasi pengobatan antivirus dengan chloroquin knp tidak sama durasi pengobatannya (utk ARV bisa sampai 10 hari sedangkan chroroquin 5 hari?

  4. July

    TANYA Izin Bertanya pada ibu apt. Widyati Saat ini kami masih menggunakan Oseltamivir sebagai antivirus, sedangkan untuk Aluvia tidak bisa digunakan karena mendapat informasi dari Dinkes bahwa stok Aluvia saat ini hanya diperuntukkan untuk pasien HIV. Pertanyaan saya apakah Oseltamivir memang tidak efektif? Apakah dosis azitromisin untuk pasien yang mengalami pneumonia dan non-pneumonia sama? Pemantauan obat terpenting yang harus dilakukan oleh farmasis di rumah sakit?

  5. Sugeng Ruspandi

    tanya untuk bu Widyati : kapan harus digunakan LMWH dan heparin kemudian jenis LMWH yang mana yang paling direkomendasikan

  6. Apt Arum

    Tanya, apt widyati, untuk kasus trombus paru, penanganan dengan tPA alteplase yg masuk bpjs apa saja ya buk? Sebagai evaluasi pengadaan obt tsb., suwun

  7. dian nurwidayanti

    TANYA, Dr.Widyati, untuk pemakaian kortikosteroid pada px gejala sedang dan berat,padahal efek sampingnya menekan sistem imun..mohon penjelasan ttg hal ini

  8. Apt. Khaula Asma Antikahan S.Farm

    Ingin bertanya kepada Ny. Apt. Widjati, bagaimana efektifitas gol. Methisoprinol dan azithromycin jika digun. SBG imunomodulator dlm menangani covid??? Apakah bs dibandingkan???

  9. khusnul khotimah

    mohon ijin bertanya ibu (ibu Dr.apt Widyati)
    ijin bertanya ibu, bagaimana mekanismenya untuk Aitromizin digunakan sebagai antiinflamasi dan imunomudulator?terimakasih

  10. Sari

    TANYA, Ibu Widyati, saya ingin menanyakan yang pertama untuk interaksi obat antara hydroxychloroquin/chloroquin dan azithromycin apabila efek klinis terjadi kepada pasien (prolong QT interval) untuk penanganan interaksi obat tersebut seperti apa ya bu ? apakah harus di stop salah satu atau cukup dengan monitoring EKG ? Terimakasih

  11. daril

    bismillah
    #tanya – Ibu Widyati

    assalamualaikum,perkealkan sy daril
    Dengan banyaknya kandidat obat dengan beragai klaim oleh para periset yg melakuakan uji pada kandidat obat tersebut,
    bagaimana pengalaman ibu sebagai apoteker farmasi klinis memilah informasi,mendapatkan informsi yg reliable, melakukan monitoring terapi, melakukan switch therapy dalam jangka waktu yang cepat dan bahkan sangat individual sekali respon pasien terhadap obat yang diberikan?

    terima kasih ibu, hormat kami

  12. Frida

    Saya berty ke ibu widi apt dan ibu fajrin apt
    1. Untuk pasien covid tnp gejala apkh pasien akan langsung diberikan oseltamivir komb hidroxikloroquin dan berp lama pemberiannya, apkah terapi kombinsi ini jg tetap dilnjutkan saat pasien plng?
    2. Kapan vit c inj diberikan dan berpa dosisnya
    3. Pemberian ab meropenem pada pasien covid tanpa kultur dulu atau bgmn ya ibu.terima kasih
    4. Tadi disampkn lopinavir ritonavir dan hidroxykloroquin sdh tdk direkomended who tpi di ind msh dipke knp?..bgmn dgn komb oseltamivir dan hydroxykloroquin

  13. cikra

    Mohonizin bertanya untuk bu Widi dan bu Fifteen :

    1. bu Widi, seperti yang kita tahu bahwa antibiotik Azitromisin ini juga diberikan pada terapi covid19. sejauh mana peran Azitromisin dalam pengendalian covid19? dan salah satu efek samping dari Azitromisin adalah mual. Dalam kodisi pasien yg sudah memiliki kondisi asam lambung tinggi apakah ttp diberikan? ataukah ada option selain Azitromisin?
    2. bu Fifteen, mhn pendapat terkait alasan kombinasi antibiotik dan antivirus yg diusung oleh BIN dan Unair dalam aspek molekular. beberapa antibiotik yg digunakan adalah doksisiklin dan klaritromisin. sedangkan penelusuran jurnal belum banyak mengulas ttg antibiotik ini.
  14. Maya NH

    Apakah levofloxacin 750 mg masuk dalam pilihan obat utk pengobatan covid 19?

  15. Fitri Anggun

    Dari smua obat unk covid 19, obat apakah yang aman digunakan unk ibu hamil?

  16. Nadia Ulul

    Tanya : Bu. Widi : Bagaimana menurut bu Widi mengenai terapi plasma Convalescent untuk COVID-19? Apakah efektif dibanding pemberian dexametason?

  17. Ahmad Fauzan

    menurut ibu berdua dr bbrpa pilihan terapi obat mana kombinasi yg plg menguntungkan dr segi efikasi dan tingkat drp nya

  18. apt. Dra. Antonetta Endang Susilawati

    Link postestnya?

  19. apt. Dra. Antonetta Endang Susilawati

    Saya belum dapat link postestnya

  20. REZA DWI AMALIA

    Dr. apt widyati saya mau bertanya mengenai covid-19. Apakah covid-19 bisa menular melalui toilet umum? Kn kita ga tau nih orang tsb terkena corona atau tidak karna ada yg positif corona tanpa gejala, misal orang tsb di toilet umum kemudian toilet tsb kita pakai apakah itu bisa nular ke kita? Dan bagaiman tindakan kita?
    Terimakasih

Leave a Comment