Dalam paparannya, pria yang menghabiskan masa sekolah dari SD sampai SMA di Jember ini menjelaskan bahwa CMD memang kajian yang relatif baru, namun keberadaannya sangat dibutuhkan dalam kehidupan saat ini. Peraih gelar Ph.D dari Ohio State University Amerika Serikat kemudian memberikan contoh pesawat terbang yang pada saat di landasan bersuhu 30 derajat celcius, namun semenit kemudian sudah mengangkasa di ketinggian tiga kilometer dimana suhunya minus 40 derajat celsius. “Bisa dibayangkan perubahan suhu yang terjadi dalam sekejap saja. Maka tentu saja materi yang digunakan untuk kerangka pesawat harus dibuat sedemikian rupa agar kuat,” jelasnya.

Dengan CMD, kita bisa memodelkan materi yang akan dibuat sehingga mendapatkan materi yang sesuai dengan kebutuhan. Dekan FTI yang akrab disapa Pak Hermawan ini kemudian memberikan contoh produk kaca anti debu yang dipakai di gedung-gedung tinggi sehingga tidak perlu dibersihkan yang merupakan hasil kajian melalui CMD. “Bukan tidak mungkin nanti akan ditemukan materi yang bisa menolak cahaya sehingga jubah ala Harry Potter yang bisa membuat pemakainya tidak terlihat menjadi kenyataan,” katanya lagi.

Kuliah umum kali ini mendapatkan tanggapan yang positif dari mahasiswa FMIPA dan Teknik Universitas Jember, ruang pertemuan di lantai III gedung rektorat tidak dapat  menampung seluruh hadirin yang datang. Sebelum memberikan kuliah umum, Ir. Hermawan K. Dipojono, MSEE., Ph.D juga tampil sebagai pembicara dalam acara Halal Bi Halal Keluarga Besar Universitas Jember di Gedung Soetardjo hari Senin lalu (12/9). (iim)