Selama ini kulit buah kakao hanyalah limbah biasa yang dapat mencemari lingkungan. Namun siapa sangka, di tangan kelompok Mahasiswa Farmasi, kulit buah kakao yang awalnya hanya dianggap limbah itu mampu menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Jember yang terdiri dari Sahara Nur Shifa, Kiki Fatmala, Riska Disti Nuriyah, Muhammad Rafli, dan Adien Berliana Dwi Rizqi termotivasi untuk mengolah limbah kulit kakao agar mengurangi pencemaran lingkungan dengan menjadikannya sebagai bahan baku produk hair tonic yang diberi nama Cocapeel.
Sahara sebagai ketua tim mengungkapkan awal mula timbulnya ide tersebut ialah dari keresahan orang-orang tentang permasalahan rambut yang mereka alami yakni rambut rontok. Dari keresahan tersebut, Sahara beserta tim berinovasi untuk membuat suatu produk hair tonic yang dapat mencegah kerontokan rambut dan mempercepat pertumbuhan rambut dengan berbahan dasar natural atau alami. Tentu saja, Ide inovasi tersebut tidak lepas dari arahan dosen pembimbing apt. Fransiska Maria Christianty, S.Farm., M.Farm.
Tim PKM tersebut kemudian melakukan kajian mengenai bahan alam yang bisa digunakan sebagai bahan baku. Mereka menginginkan bahan yang banyak terdapat di daerahnya dengan harga yang murah dan mudah untuk diperoleh. Salah satu yang terpikirkan adalah limbah kulit buah kakao karena di Jember terdapat Pusat Penelitian Kopi dan Kakao yang menjadi tempat pengolahan kakao.
“Kami melakukan survey ke lokasi dan menemukan banyak sekali limbah kulit kakao karena pemanfaatannya masih terbatas. Kemudian kami mencari tahu kandungan apa saja yang terdapat di dalam kulit buah kakao itu,” ungkap Sahara.
“Berdasarkan beberapa penelitian yang kami temui, kulit buah kakao mengandung senyawa flavonoid dan saponin yang terbukti dapat merangsang pertumbuhan rambut. Senyawa flavonoid mampu merangsang pertumbuhan rambut dengan memperkuat dinding kapiler dan merelaksasi otot pada pembuluh darah di sekitar folikel rambut sehingga membantu pasokan darah serta nutrisi ke dalam sel-sel folikel rambut. Sementara saponin bersifat counterirritant yang menyebabkan terjadinya peningkatan sirkulasi darah perifer sehingga meningkatkan pertumbuhan rambut” lanjut Riska.
“Selain lebih ekonomis dengan harga yang murah, produk Cocapeel kami juga praktis karena dikemas dalam bentuk spray sehingga penggunaannya lebih mudah daripada kebanyakan produk hair tonic lainnya. Produk kami tidak hanya membantu mencegah kerontokan, namun memiliki khasiat utama membantu pertumbuhan rambut secara alami” ujar Kiki.
Pada tanggal 25-26 Oktober 2023, perwakilan tim Sahara yang mana selaku ketua tim mengikuti Konferensi Internasional yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada konferensi tersebut peserta berkesempatan untuk mempresentasikan poster penelitian yang telah dilaksanakan. Bersamaan dengan itu, banyak peneliti dan akademisi yang tertarik dengan penelitian yang dipublikasikan, salah satunya yaitu Prof. Ariza yang merupakan salah satu dosen dari Universitas Kuala Lumpur yang tertarik untuk membeli produk Cocapeel yang dibawa oleh Sahara. “Saya senang dapat mengikuti konferensi internasional yang diadakan di Kuala Lumpur. Karena dengan mengikuti acara tersebut saya memiliki pengalaman baru dan tentunya mendapatkan banyak ilmu baru yang saya dapatkam dari para peneliti dan akademisi internasional. Selain itu, saya juga dapat menjual dan mempromosikan produk pkm saya ke manca negara”, Ungkap Sahara.
Produk Cocapeel ini dapat diperoleh secara offline di Cafe Jamu Fakultas Farmasi Universitas Jember, serta dijual secara online di akun shopee @cocapeel dan akun instagram @pkmk23_cocapeel.
“Semoga produk Cocapeel ini dapat menjadi pilihan alternatif baru bagi masyarakat yang memiliki permasalahan rambut rontok. Tentunya kami juga berharap dengan bisnis ini dapat mengurangi jumlah limbah kulit kakao agar potensi pencemaran lingkungan bisa menurun” pungkas Rafli dan Adien.