Jember, 25 Oktober 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Jember (UNEJ) mengadakan kuliah tamu bertema “Pengujian Mutu di Industri Farmasi” dengan narasumber Bapak Billgerd Tjengal, peneliti pengembangan analisa dari PT Kimia Farma. Kegiatan ini bertujuan menjembatani kesenjangan antara teori yang dipelajari di kampus dengan praktik nyata di industri farmasi.
Dalam pemaparannya, Bapak Billgerd menekankan bahwa mutu, keamanan, dan khasiat merupakan pilar utama dalam pengembangan produk obat. Selain itu, aspek biaya produksi dan sertifikasi halal juga menjadi pertimbangan penting dalam desain produk farmasi modern. Beliau menjelaskan bahwa pengujian mutu bukan sekadar tahap akhir, tetapi proses berkelanjutan yang dimulai sejak perancangan produk hingga distribusi. Kuliah tamu ini memberikan gambaran menyeluruh tentang desain produk farmasi, pemenuhan regulasi, jaminan mutu, dan prosedur pengujian.
Selain itu, Bapak Billgerd menyoroti peran penting Farmakope Indonesia, United States Pharmacopeia (USP), dan standar internasional lainnya dalam menjamin mutu produk. Beliau menjelaskan bahwa standar farmakope terus diperbarui untuk menyesuaikan dengan isu keselamatan terbaru, seperti kasus kontaminasi etilen glikol yang sempat menghebohkan industri farmasi global. Beliau menguraikan metode pengujian spesifik untuk berbagai bentuk sediaan seperti sirup parasetamol, suspensi antasida, krim tabir surya, serta obat herbal tradisional. Parameter yang diuji meliputi pH, viskositas, densitas, kadar zat aktif, batas cemaran, cemaran mikroba, dan stabilitas produk. Semua pengujian dilakukan untuk memastikan produk tetap aman, efektif, dan stabil selama masa simpan.
Sesi tanya jawab juga berlangsung interaktif. Mahasiswa dan dosen aktif mengajukan pertanyaan seputar tantangan dalam memperbarui regulasi, menjaga konsistensi bahan baku, hingga menangani spesifikasi produk non-farmakope. Pembicara menjawab dengan memberikan contoh nyata dari industri, seperti kendala pengujian tabir surya yang membutuhkan standar khusus SPF dan PA rating, serta pengujian extractables dan leachables untuk keamanan kemasan obat.

(Sesi Pemaparan Materi)
Bapak Billgerd juga menyoroti pentingnya peran apoteker di industri farmasi. Menurutnya, apoteker tidak hanya berperan dalam peracikan dan distribusi obat, tetapi juga menjadi pengawas utama mutu produk sejak tahap penelitian hingga ke tangan pasien. “Farmasis adalah garda depan dalam memastikan keamanan dan kualitas obat di masyarakat,” ujarnya.
Kuliah tamu ini memberikan wawasan luas bagi mahasiswa tentang bagaimana teori yang mereka pelajari diterapkan dalam dunia kerja nyata. Dengan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pengujian mutu, regulasi, dan inovasi industri, mahasiswa diharapkan siap menghadapi tantangan profesional di bidang farmasi yang terus berkembang.
Farmasi Unggul, Menjaga Mutu untuk Kesehatan Bangsa!