Fakultas Farmasi Universitas Jember kembali mengadakan agenda yang bermitra dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam acara kuliah tamu yang bertema “Discovery and Development of Radiopharmaceutical from Natural Product in Indonesia for Diagnostic and Therapy of Cancer”. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pakar, di antaranya Prof. Dr. Mukh. Syaifudin yang membawakan materi seputar kanker, radiasi, serta potensi sumber radiasi untuk pengembangan radiofarmaka; apt. Amal Rezka Putra, S.Si., M.Si., yang mengulas teknologi pencitraan modern dan mekanisme radiofarmaka; serta Sumandi Juliyanto, S.Si., M.Si., yang membahas perkembangan targeted (nano) radiopharmaceuticals untuk aplikasi teranostik.

(Sesi Tanya Jawab)
Dalam pemaparannya, para narasumber menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan radiofarmaka berbasis bahan alam. Studi yang telah dilakukan menunjukkan stabilitas yang baik dan afinitas pengikatan tinggi terhadap protein penanda kanker, sehingga mendukung perawatan kanker yang lebih personal. Konsep theranostics menjadi sorotan penting karena memungkinkan diagnosis dan terapi dilakukan secara simultan, meminimalisir efek samping, dan meningkatkan efektivitas pengobatan. Pemanfaatan teknologi nanoteknologi serta integrasi radioisotop dengan senyawa bioaktif dari tanaman lokal Indonesia diharapkan dapat memperkuat terapi kanker, terutama untuk kasus seperti kanker prostat yang masih menjadi tantangan.

(Dokumentasi Kegiatan)
Melalui kegiatan ini, Fakultas Farmasi Universitas Jember dan BRIN menegaskan pentingnya riset kolaboratif untuk mempercepat inovasi dalam bidang radiofarmasi. Selain memperluas wawasan mahasiswa mengenai aplikasi praktis radiofarmaka, kuliah tamu ini juga membuka diskusi tentang arah penelitian ke depan, mulai dari pemilihan target dan radionuklida hingga pemanfaatan fasilitas riset nasional. Untuk kedepannya, langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat kapasitas akademik dan riset di lingkungan perguruan tinggi, tetapi juga mendorong kontribusi nyata Indonesia dalam menghadirkan terapi kanker yang lebih efektif dan berkelanjutan.

(Sesi Pemaparan Materi)