Gambar: Ibu-ibu PKK bersama tim PKM.

Dari tahun ke tahun, Jember seringkali masuk dalam lima kota/kabupaten dengan kasus stunting terbanyak se Jawa Timur. Pada tahun 2018 sendiri diprediksi 20 ribu balita atau sekitar 17% dari total balita mengalami stunting (kurangnya tinggi dan bobot badan). Kondisi inilah yang melatarbelakangi diadakannya Pengabdian Kepada Masyarakat dengan pemberdayaan kader Posyandu di Kecamatan kaliwates Jember oleh Dosen dan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember (FF Unej). Pengabdian yang merupakan bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi ini sejatinya dimulai bulan Juli hingga Oktober 2019. Ketua Tim Pengmas FF Unej, Ika Norcahyanti,M.Sc.,Apt. menuturkan “Berdasarkan tingginya stunting di Jember pada Umumnya serta di Kec. Kaliwates khususnya, kami ingin meningkatkan peran serta sivitas akademika dalam upaya pencegahan Stunting yang merupakan problem nasional”. Dalam melaksanakan pengabdian ini, Ika dibantu oleh 2 dosen lainnya dan beberapa mahasiswa. Adapun program yang telah dijalankan yaitu pemberian program gizi-spesifik dan gizi-sensitif. Program gizi spesifik diwujudkan melalui pelatihan pembuatan makanan tambahan seperti kukis kacang hijau yang kaya akan protein dan vitamin serta nugget sayur yang kaya akan vitamin dan zat besi. Sementara, program gizi-sensitif dalam program kemitraan masyarakat ini adalah pelatihan urban farming menggunakan cara hidroponik. Antusiasme kader posyandu dan ibu rumah tangga sangat luar biasa. Di minggu awal, ibu-ibu kader Posyandu Aster 138A yang diketuai ibu Inayah memperoleh materi penyuluhan dan pelatihan budidaya hidroponik narasumber sebagai langkah awal pengetahuan dalam memahami pencegahan stunting serta kegiatan urban farming itu sendiri. Terlihat minat dan ketertarikan dari ibu-ibu kader saat kegiatan penyuluhan. Antusiasme juga ditunjukkan saat sesi diskusi dengan narasumber. Hal tersebut membuat ibu-ibu kader lebih paham tentang materi yang disampaikan.

Pemahaman tersebut dibuktikan saat memulai proses penanaman bibit pada media rockwool. Beberapa bibit yang ditanam ialah bayam merah, selada, dan pakcoy. Pada tahapan berikutnya dilakukan pembuatan nutrisi untuk tanaman tersebut yang diharapkan dapat tumbuh dengan kualitas yang baik. Kemudian ibu-ibu kader posyandu melakukan pemindahan bibit yang sudah ditanam pada media ke instalasi hidroponik. Tanaman yang ditanam secara hidroponik diharapkan yang memiliki kandungan vitamin dan zat besi yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan ibu sertakader posyandu untuk pencegahan stunting.

Program pembuatan kukis dan nugget pun tidak terlewatkan oleh para kader posyandu. Dengan berbahan dasar yang mudah didapat dan murah, para kader dan ibu rumah tangga dilatih untuk membuat makanan tambahan yang kaya protein dan vitamin. Sehingga dapat menjadi makanan tambahan dan sumber gizi spesifik yang disukai bagi ibu hamil, menyusui, balita, dan anak-anak. Tentunya pada saat pelatihan pembuatan makanan tambahan dengan diselingi dengan materi terkait stunting berhubungan dengan penanggulangan dan pencegahan.

Kegiatan lain yang dilakukan tim Pengmas FF Unej yaitu pembuatan sarana bermain ramah dan aman bagi anak sehingga bermanfaat untuk menstimulasi aktivitas motorik anak. Sarana bermain ini disumbangkan dan diletakkan di fasilitas umum yang berada di kompleks sekitar Posyandu dengan harapan sarana tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan oleh anak-anak di lingkungan sekitar. Sarana bermain berbentuk kerangka kotak dengan beberapa jenis jaring-jaring dan papan yang terpasang. Adanya variasi pada sarana bermain tersebut diharapkan dapat melatih kreativitas, saraf motorik, dan menstimulasi daya pikir anak untuk belajar menganalisis dan memperkirakan resiko sejak dini. Terlihat anak-anak di lingkungan sekitar bersemangat dan bahagia setelah dapat menggunakan fasilitas tersebut.

Program program yang telah dijalankan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan kader posyandu terkait kesehatan ibu dan anak sehingga stunting dapat dicegah segera teratasi.

Harapan kedepan semoga pemberian program gizi-spesifik dan sensitif di lingkungan kader Posyandu Aster 138A dapat berlanjut kedepannya guna untuk mencegah kejadian stunting pada anak-anak. Dan juga diharapkan terjadi penyebar luasan informasi oleh ibu-ibu kader posyandu di luar lingkungan Aster 138A yang nantinya dapat memberikan dampak positif di lingkungan lain dan pencegahan stunting tidak berhenti di lingkungan Aster 138A.